Senin, 28 September 2015

Unsur Intrinsik Puisi

Unsur Instrinsik PuisiPuisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias. Puisi di bentuk oleh dua unsure, yaitu:1)                              Unsur-unsur bentuk puisi sebagai berikut.
a.   Diksi (pilihan kata)
b.  Unsur wujud, yaitu unsur puisi dibentuk dari susunan kata, baris, bait hingga membentuk puisi.
c.    Unsur pertautan antarbaris atau antarbait yang bersifat logis imajinatif.
d.  Unsur musikalitas yang berwujud irama dan rima. Rima merupakan persamaan bunyi. Irama berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata frasa dan kalimat.
e.    Unsur gaya dan bahasa.
2)                              Unsur-unsur isi puisi sebagai berikut.
a.   Tema, yaitu gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. Tema bersifat khusus, objektif, dan lugas.
b.  Amanat, yaitu kesan yang ditangkap pembaca setalah membaca puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.
c.    Nada dan suasana puisi. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Suasana menyangkut pengungkapan sikap penyair.
d.  Perasaan menyangkut hal yang diungkapkan penyair.
e.    Citraan, berhubungan dengan indra manusia. Melalui citraan, pembaca dapat mengetahui hal yang digambarkan penyair. Citraan yang dapat ditemui misal citraan pendengaran, pengihatan, perasaan, perabaan, penciuman dan pengecap.
 Majas dalam PuisiMajas merupakan gaya bahasa kias yg digunakan untuk memunculkan suatu efek tertentu. Majas dalam suatu karya sastra, khususnya puisi bertujuan mewakili perasaan dan pikiran penulis. Henry Guntur Tarigan membedakan majas menjadi 4 macam, yaitu:1. Majas Perbandingan
a.   Metafora, majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tanpa menggunakan pembanding.
b.  Simile, majas yang membandingkan dua hal berlainan, tetapi dianggap sama. Perbandingan tersbut ditandai penggunaan kata seperti, sebagai, ibarat,umpama, laksana.
c.    Persinifikasi,majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
2. Majas Pertentangan
a.   Hiperbola, majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
b.  Litotes, majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah daripada sebenarnya.
c.    Ironi, majas yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud olok-olok, tetapi menggunakan kata-kata yang halus.
3. Majas Pertautan
a.   Sinekdoke pars pro toto, majas yang menyebutkan nama sebagaian sebagai pengganti nama keseluruhan
b.  Sinekdoke totem pro parte, majas yang menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagaian.
4. Majas Perulangan
a.   Aliterasi, majas yang memanfaatkan kata-kata yang memiliki persamaan bunyi pada awal kata.
b. 
Asonansi, majas perulangan yang berwujud perulangan vocal yang sama.



http://maylaniarsp.blogspot.com/2015/09/unsur-intrinsik-puisi.html

Tidak ada komentar: